Dalam setiap organisasi, ada satu lapisan yang menjadi kunci keberhasilan operasional harian. Di Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri), golongan Bintara adalah Tulang Punggung Kepolisian yang tak tergantikan. Mereka berperan sebagai penghubung vital antara kebijakan pimpinan dan pelaksanaan di lapangan, serta memiliki tugas dan tanggung jawab yang sangat luas. Mengupas tuntas peran Bintara akan menunjukkan mengapa mereka adalah Tulang Punggung Kepolisian yang sesungguhnya.
Pangkat Bintara di Polri meliputi Brigadir Polisi Dua (Bripda), Brigadir Polisi Satu (Briptu), Brigadir Polisi (Brigpol), Brigadir Polisi Kepala (Bripka), serta Ajun Inspektur Polisi Dua (Aipda) dan Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) sebagai Bintara Tinggi. Setiap jenjang ini menandakan pengalaman dan peningkatan kompetensi. Para Bintara ini adalah pihak yang paling sering melakukan supervisi langsung terhadap Tamtama dan berinteraksi intensif dengan masyarakat. Contohnya, pada hari Kamis, 18 April 2025, pukul 08.00 pagi, seorang Brigadir Polisi (Brigpol) memimpin tim patroli di kawasan permukiman padat penduduk, memastikan keamanan warga dan menanggapi laporan kecil yang muncul. Ini adalah bukti nyata bagaimana Bintara berada di garis depan.
Tugas dan tanggung jawab Bintara sangat beragam. Mereka terlibat dalam penyidikan awal kasus kriminal, pengaturan lalu lintas, penjagaan objek vital, hingga pembinaan masyarakat. Di tingkat Polsek atau Polres, Bintara seringkali menjadi kepala unit-unit kecil, penyidik pembantu, atau bahkan operator teknologi canggih. Misalnya, pada 20 November 2024, di salah satu Polsek di Jawa Barat, seorang Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) bertindak sebagai kepala unit Reserse Kriminal yang bertugas mengumpulkan bukti, memeriksa saksi, dan membuat laporan kasus pencurian. Keahlian mereka dalam berbagai bidang menjadikan mereka sangat fleksibel dan penting dalam setiap operasi.
Selain tugas-tugas teknis dan operasional, Bintara juga memegang peran penting dalam membangun kemitraan dengan masyarakat. Mereka sering menjadi narasumber dalam program penyuluhan Kamtibmas, berinteraksi dengan tokoh masyarakat, serta menjadi mediator dalam berbagai permasalahan sosial. Kemampuan mereka untuk berkomunikasi efektif dengan berbagai lapisan masyarakat menjadikan mereka Tulang Punggung Kepolisian dalam menjaga hubungan baik antara Polri dan rakyat. Mereka adalah representasi profesionalisme dan dedikasi, memastikan bahwa setiap arahan dari atas dapat diterjemahkan menjadi tindakan nyata di lapangan. Tanpa kerja keras dan dedikasi para Bintara, mustahil bagi Polri untuk menjalankan fungsi-fungsinya secara efektif, menjadikan mereka Tulang Punggung Kepolisian yang tak tergantikan.
