Pencegahan Terorisme: Kolaborasi Densus 88 dengan Masyarakat

Ancaman terorisme adalah musuh bersama yang memerlukan pendekatan multi-sektoral. Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) Polri menyadari bahwa pencegahan terorisme tidak hanya dapat dilakukan melalui penindakan hukum semata, tetapi juga harus melibatkan partisipasi aktif dari masyarakat. Kolaborasi antara aparat keamanan dan publik menjadi kunci utama dalam membangun ketahanan nasional terhadap ideologi radikal dan aksi kekerasan. Peran masyarakat sangat penting sebagai mata dan telinga, memberikan informasi awal yang krusial untuk menggagalkan rencana teror. Misalnya, banyak kasus terorisme di masa lalu berhasil digagalkan berkat laporan dari warga yang curiga terhadap aktivitas di lingkungan mereka.

Salah satu bentuk pencegahan terorisme yang ditekankan oleh Densus 88 adalah program deradikalisasi dan kontra-radikalisasi. Program ini tidak hanya menyasar mantan narapidana terorisme, tetapi juga masyarakat rentan yang berpotensi terpapar ideologi radikal. Densus 88 bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), tokoh agama, tokoh masyarakat, dan psikolog untuk memberikan pemahaman yang benar tentang ajaran agama dan nilai-nilai kebangsaan, serta membongkar narasi sesat yang digunakan kelompok teroris. Pada sebuah workshop kontra-radikalisasi yang diadakan oleh BNPT di Surakarta pada Rabu, 17 Juli 2024, pukul 09.00 pagi, puluhan tokoh masyarakat dan pemuda hadir untuk dibekali pengetahuan mengenai bahaya radikalisme.

Densus 88 juga sangat mendorong masyarakat untuk menjadi agen pencegahan terorisme dengan meningkatkan kewaspadaan dini. Ini berarti masyarakat perlu peka terhadap perubahan perilaku mencurigakan di sekitar mereka, seperti individu yang tiba-tiba tertutup, sering mengakses konten radikal di internet, atau menunjukkan permusuhan terhadap nilai-nilai kebangsaan. Saluran pengaduan yang aman dan terpercaya, seperti nomor darurat kepolisian atau aplikasi pelaporan siber, disediakan agar masyarakat bisa melaporkan tanpa rasa takut. Pentingnya peran masyarakat ini pernah disampaikan oleh Direktur Pencegahan BNPT, Brigjen Pol. Akhmad Nurwahid, dalam sebuah seminar di Makassar pada Jumat, 22 November 2024, bahwa “informasi sekecil apa pun dari masyarakat bisa menjadi kunci untuk mencegah bencana besar.”

Selain itu, Densus 88 juga aktif dalam sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya terorisme. Melalui berbagai program kemitraan dengan sekolah, kampus, dan organisasi masyarakat, mereka berupaya menanamkan nilai-nilai toleransi, moderasi, dan persatuan. Tujuan dari upaya pencegahan terorisme ini adalah menciptakan masyarakat yang cerdas, kritis, dan imun terhadap bujuk rayu kelompok teroris. Dengan demikian, Densus 88 tidak hanya bertindak sebagai penindak, tetapi juga sebagai fasilitator dan edukator yang merangkul seluruh elemen bangsa untuk bersama-sama membangun pertahanan kolektif terhadap ancaman terorisme.