Detasemen Khusus 88 Anti Teror (Densus 88 AT) adalah unit elite Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang secara khusus dibentuk untuk menanggulangi ancaman terorisme. Kemampuan luar biasa mereka dalam melumpuhkan teroris, menyelamatkan sandera, dan mengungkap jaringan kejahatan bukan lahir begitu saja, melainkan hasil dari pelatihan khusus Densus 88 yang sangat ketat, komprehensif, dan berkelanjutan. Program latihan ini dirancang untuk membentuk agen anti-teror yang memiliki fisik prima, mental baja, dan keterampilan taktis yang tak tertandingi.
Proses seleksi dan pelatihan khusus Densus 88 dikenal sangat ketat, hanya merekrut individu terbaik dari kepolisian. Tahap awal meliputi tes fisik yang menguji ketahanan, kekuatan, dan kelincahan, diikuti dengan tes psikologi mendalam untuk memastikan stabilitas mental dan kemampuan mengambil keputusan di bawah tekanan ekstrem. Setelah lolos seleksi awal, calon anggota akan memasuki fase pelatihan dasar yang intensif, mencakup keterampilan dasar militer, survival, dan adaptasi di berbagai medan, mulai dari perkotaan hingga hutan.
Inti dari pelatihan khusus Densus 88 adalah spesialisasi dalam kontra-terorisme. Mereka dilatih dalam berbagai skenario, seperti penyerbuan gedung, operasi pembebasan sandera, penjinakan bom (Jihandak), serta penanganan ancaman kimia, biologi, radiologi, dan nuklir (KBRN). Latihan menembak dilakukan secara presisi dengan berbagai jenis senjata, termasuk penembak jitu (sniper). Aspek penting lainnya adalah kemampuan intelijen dan investigasi, di mana anggota Densus 88 dilatih untuk menganalisis data, melacak jejak teroris, dan membangun kasus hukum.
Setiap anggota Densus 88 juga dilatih untuk beroperasi dalam tim kecil yang sangat kohesif, mengedepankan komunikasi non-verbal dan trust antar anggota. Latihan simulasi kondisi nyata yang melibatkan aktor dan lokasi menyerupai target sebenarnya sering dilakukan untuk mengasah responsivitas dan adaptasi tim. Pada kunjungan evaluasi di Pusat Pelatihan Densus 88, Bogor, pada hari Senin, 10 Juni 2024, pukul 10.00 WIB, Kepala Densus 88 AT, Irjen Pol. Suwondo, menyatakan, “Keunggulan kami terletak pada pelatihan khusus Densus 88 yang adaptif dan komprehensif, memastikan setiap personel siap menghadapi ancaman terorisme yang selalu berkembang.”
Dengan demikian, pelatihan khusus Densus 88 adalah fondasi di balik reputasi mereka sebagai agen anti-teror yang berkemampuan tinggi. Kombinasi antara seleksi ketat, latihan fisik dan mental yang ekstrem, serta penguasaan taktik dan teknologi terkini, membentuk personel Densus 88 menjadi garda terdepan yang andal dalam menjaga keamanan dan memberantas terorisme di Indonesia.