Membangun Polri Modern: Tantangan dan Harapan dalam Reformasi Institusi

Di tengah tuntutan masyarakat yang semakin tinggi akan profesionalisme dan akuntabilitas, proses membangun Polri modern menjadi sebuah keniscayaan. Reformasi institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) adalah upaya berkelanjutan untuk mewujudkan aparatur negara yang lebih humanis, presisi (prediktif, responsibilitas, transparansi berkeadilan), dan adaptif terhadap dinamika zaman. Tantangan yang dihadapi dalam proses ini tidaklah sedikit, namun harapan untuk memiliki Polri yang dicintai dan dipercaya rakyat terus menyala. Sejak dicanangkannya Program Prioritas Kapolri pada awal 2024, membangun Polri modern telah menjadi fokus utama, dengan target peningkatan indeks kepercayaan publik mencapai 85% pada akhir 2026.

Salah satu tantangan terbesar dalam membangun Polri adalah mengubah citra dan budaya internal yang telah lama terbentuk. Stereotip negatif yang mungkin melekat harus diatasi dengan peningkatan integritas, disiplin, dan etika seluruh personel. Ini bukan hanya tentang penindakan terhadap oknum, tetapi juga tentang pembinaan mental dan spiritual yang berkelanjutan. Transformasi ini membutuhkan komitmen dari seluruh jajaran, mulai dari pimpinan hingga tingkat paling bawah, untuk mengedepankan pelayanan publik yang prima dan antikorupsi.

Harapan dalam proses membangun Polri modern terletak pada peningkatan profesionalisme dan kapasitas sumber daya manusia. Polri terus berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan, mulai dari peningkatan keterampilan investigasi, penguasaan teknologi digital, hingga pemahaman HAM dan etika kepolisian. Penerapan teknologi informasi dalam sistem pelayanan, seperti e-tilang atau laporan daring, adalah bagian dari upaya membangun Polri modern yang lebih efisien dan transparan. Misalnya, pada apel kesiapsiagaan di Markas Besar Polri Jakarta pada hari Jumat, 20 Juni 2025, Kapolri menegaskan bahwa setiap personel harus menguasai teknologi untuk mendukung pelayanan berbasis digital.

Selain itu, tantangan lainnya adalah adaptasi terhadap modus kejahatan yang semakin canggih dan ancaman transnasional. Kejahatan siber, terorisme, dan kejahatan ekonomi global membutuhkan respons yang cepat dan strategi yang inovatif. Oleh karena itu, Polri terus memperkuat kolaborasi dengan lembaga penegak hukum internasional dan memanfaatkan teknologi intelijen mutakhir. Meskipun perjalanan menuju membangun Polri modern masih panjang dan penuh liku, dengan komitmen kuat terhadap reformasi, dukungan masyarakat, dan inovasi yang berkelanjutan, harapan untuk memiliki institusi kepolisian yang profesional, modern, dan dicintai rakyat akan semakin terwujud.