Setelah barang bukti dikumpulkan dengan cermat dari tempat kejadian perkara (TKP), perjalanan mereka berlanjut ke laboratorium, tempat kebenaran mulai terungkap. Di sinilah Analisis Forensik Mendalam oleh Unit Laboratorium Forensik (Labfor) Kepolisian menjadi kunci. Dengan keahlian multidisiplin dan teknologi canggih, para ilmuwan forensik mampu mengidentifikasi dan menginterpretasi berbagai jenis barang bukti, mengubah jejak fisik menjadi informasi hukum yang tak terbantahkan.
Analisis Forensik Mendalam oleh Labfor mencakup berbagai bidang spesialisasi, masing-masing berfokus pada jenis barang bukti tertentu:
- Balistik dan Metalurgi Forensik: Bidang ini menganalisis senjata api, proyektil (peluru), selongsong, dan residu tembakan. Mereka dapat mencocokkan peluru dengan senjata tertentu, menentukan jarak tembak, dan bahkan merekonstruksi lintasan peluru. Selain itu, mereka menganalisis alat (tool marks) yang digunakan untuk membobol atau merusak objek, mengidentifikasi jenis logam, atau menentukan penyebab kegagalan material.
- Dokumen dan Sidik Jari Forensik: Para ahli di bidang ini memeriksa keaslian dokumen (tulisan tangan, tanda tangan, tulisan ketik), mendeteksi pemalsuan, dan menganalisis tinta atau kertas. Mereka juga bertanggung jawab untuk mengembangkan dan membandingkan sidik jari laten yang ditemukan di TKP untuk identifikasi individu.
- Kimia, Biologi, dan Toksikologi Forensik: Ini adalah bidang yang sangat luas. Ahli kimia forensik menganalisis bahan-bahan yang tidak dikenal, residu kebakaran atau ledakan, serat, cat, dan tanah. Ahli biologi forensik fokus pada bukti biologis seperti darah, air mani, air liur, rambut, dan jaringan tubuh untuk analisis DNA, yang menjadi salah satu alat identifikasi paling akurat. Sementara itu, ahli toksikologi forensik menganalisis sampel biologis (darah, urine) dari korban atau tersangka untuk mendeteksi keberadaan obat-obatan, alkohol, atau racun, serta menentukan dampaknya.
- Komputer Forensik: Di era digital, bukti seringkali berupa data elektronik. Ahli komputer forensik bertugas mengekstrak, menganalisis, dan memulihkan data dari komputer, ponsel, hard drive, dan perangkat digital lainnya, bahkan yang telah dihapus atau disembunyikan.
Setiap barang bukti yang tiba di Labfor melalui proses pemeriksaan ketat. Misalnya, pada 15 Mei 2025, dalam kasus dugaan keracunan, tim Toksikologi Bidlabfor DKI Jakarta berhasil mengidentifikasi jenis racun yang digunakan setelah Analisis Forensik Mendalam pada sampel organ korban. Di kasus lain pada 20 April 2025, tim Balistik Puslabfor Polri berhasil mencocokkan selongsong peluru yang ditemukan di TKP dengan senjata api yang disita dari tersangka, memberikan bukti kunci dalam penyidikan.
Analisis Forensik Mendalam inilah yang mengubah potongan-potongan teka-teki menjadi gambaran yang jelas tentang apa yang terjadi, siapa yang terlibat, dan bagaimana kejahatan itu dilakukan. Hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang kemudian menjadi alat bukti krusial di persidangan.